Teori Pelanggaran Harapan (Expentancy Violation Theory -EVT)
Paradigma dalam disiplin intelektual adalah cara pandang orang
terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif) , bersikap (efektif) , dan bertingkah laku (konatif) .
Sebuah
bagian yang penting dari diskusi manapun mengenai komunikasi adalah peranan
komunikasi non verbal. apa yang kita
lakukan dalam sebuah percakapan atau bagaimana kita mengatakan sesuatu dapat
menjadi lebih penting dari apa yang sebenarnya kita katakan. untuk memahami komunikasi non verbal serta
pengaruhnya terhadap pesan pesan dalam sebuah percakapan, judee burgoon mengembangkan teori pelanggaran Harapan 1978.
Teori ini yang mengikuti pendekatan positivistik dan cakupan hukum, pada mulanya Disebut sebagai teori
pelanggaran harapan non verbal (Non
verbal Expentancy Violation Theory),
tetapi setelahnya burgoon menghapus kata non verbal dikarenakan sekarang
Teori ini juga mencangkup isu-isu di luar area komunikasi non verbal,
Teori
pelanggaran harapan (Expentancy Violation
Theory - EVT), menyatakan bahwaorang memiliki harapan mengenai perilaku non
verbal orang lain. Burgoon berargumen bahwa perubahan tak terduga yang terjadi
dalam jarak perbincangan antara para komunikator dapat menimbulkan suatu
perasaan tidak nyaman atau bahkan rasa marah dan sering sekali ambigu (West
& Turner, 2008). Yang di maksud disini bahwa ketika seseorang melakukan
suatu pelanggaran, seperti contohnya ketika seseorang berdiri terlalu dekat
atau duduk di meja yang sama ketika kita berada di restaurant dengan orang yg
tidak kita kenal, maka itu bias saja disebut sebagai pelanggaran harapan karena
terdapatnya suatu ketidak nyamanan atau ambigu. Teori ini mengintegrasikan kejadian-kejadian
khusus dari komunikasi non verbal : yaitu, ruang personal dan harapan orang
akan jarak ketika perbincangan terjadi. Selain itu karena penlanggaran ruang
merupakan bagaian penting dalam teori ini, sungguh penting untuk memahami
bermacam jarak spasial sebelum kita membahas teori ini lebih dalam.
·
Hubungan
Ruang
Ilmu ini
mempelajari penggunaan ruang seseorang yang disebut Prosemik (proxemics). Prosemik membahas cara
seseorang menngunakan ruang dalam percakapan mereka. Penggunaan ruang dapat
membuat seseorang memengaruhi kemampuan mereka untuk mencapai apa yang mereka
inginkan. Burgoon (1978) mulai dari sebuah premis bahwa manusia memiliki dua
kebutuhan yang saling bertarung: afiliasi dan ruang pribadi. Ruang Pribadi (Personal Space), menurut Burgoon dapat di definisian
sebagai sebuah ruang tidak terlihat dan dapat berubah-ubah yang melingkupi
seseorang,yang menunjukan jarak yang dipilih untuk diambil oleh seseorang
terhadap orang lain, Afiliasi (Affiliation) menurut Lasswell (Rahmat
2005) memandang manusia sebagai makhluk hidup yang mencari kasih saying dan
penerimaan orang lain.
Burgoon dan peneliti lainnya percaya bahwa setiap manusia
ingin dekat dengan orang sekitarnya, tetapi juga menginginkan pula adanya jarak
tertentu. Sedikit orang dapat hidup dalam keterasingkan, dan walaupun demikian,
sering kali orang membutuhkan privasi.
Asumsi Teori Pelanggaran Harapan
·
Harapan
mendorong terjadinya interaksi antar manusia
·
Harapan
terhadap perilaku manusia di pelajari
·
Orang
membuat prediksi mengenai perilaku non verbal
Asumsi pertama menyatakan bahwa setiap
orang memiliki harapan dalamm interaksinya dengan orang lain dengan kata lain
bahwa setiap orang memiliki sejumlah harapan tentang bagaimana pesan harus
disampaikan dan bagaimana pesan harus dikirim.ada beberapa factor yaitu daktor
komunikator, factor rasional, dan factor konteks. Asumsi kedua, menyatakan bahwa setiap orang mempelajari harapannya
melalui budaya secara luas dan juga individu-individu dalam budaya tersebut.
Misalkan, hubungan antara dosen dengan mahasiswa yang di dasari dengan rasa
hormat. Asumsi ketiga, yaitu terkait
dengan prediksi yang dibuat oleh orang mengenai komunikasi non verbal, contoh,
ketika anda sedang berada di sebuah restoran, ada seseorang yang memperhatikan
anda dengan waktu yang cukup lama, pada awalnya anda merasa aneh dengan tatapan
tersbut namun karena anda merasa tertarik maka rasa tidak nyama akan berubah
menjadi rasa nyaman.
Valensi Penghargaan
Komunikator
Apa yang akan terjadi ketika apa yang kita harapkan
tidak terpenuhu?
Valensi pelanggaran komunikator menurut burgoon (West
& Turner 2008) bahwa setiap orang memiliki potensi baik untuk memberikan
penghargaan maupun hukuman dalam percakapan dan berpendapat bahwa orang membawa
baik karakteristik positif maupun negative dalam sebuah interaksi.
Burgoon percata bahwa ketika orang menjauhi, atau
menyimpang, dari harapan, bagaimana penyimpangan itu diterima tergantung dari
potensi penghargaan dari orang lain. Para komunikator dapat memberikan beberapa
penghargaan seperti senyuman, anggukan kepala, kesamaan sikap, status social,
kredibilitas dan kompetensi.
Konsep penghargaan mencakup beberapa karakteristik yang
menyebabkan seseorang untuk dipandang dengan positif atau negative. Menurut
teori pelanggaran harapan, interpretasi terhadap pelanggaran sering kali
bergantung pada komunikator serta nilai-nilai yang mereka miliki.
Seperti contohnya ketika kita sedang berkomunikasi
dengan lawan bicara dan berharap kita di dengar dan memiliki respon tentu kita
akan bersikap sesuai dengan situasi tertentu, sikapnya pun harus sesuai dengan
karakter kita ketika kita melakukan komunikasi dengan orang tersebut. Ketika
orang tersebut merespon dengan positif maka akan menimbulkan pemahaman yang
lebih positif lagi, namun sebaliknya ketika kita mendapatkan respon yang
negative maka akan menghasilkan pemahaman yang negative.
Rangsangan
Burgoon merasa bahwa oenyimpangan harapan memiliki
konsekuensi. Penyimpangan, atau pelanggaran ini, memiliki apa yang di sebut
sebagai “nilai rangsangan”. Maksudnya, ketika harapan seseorang dilanggar,
minat atau perhatian orang tersebut alan di rangsang, sehingga ia akan
menggunakan mekanisme tertentu untuk menghadapi pelanggaran yang terjadi.
Ada dua macam rangsangan, yaitu Rangsangan kognitif dan
rangsangan fisik.
Rangsangan Kognitif yaitu kesiagaan atau orientasi
terhadao pelanggaran, sedangakan rangsangan fisik yaitu mencangkup perilaku –
perilaku yang di gunakan komunikator dalam sebuah interaksi.
Batas ancaman
Begitu rangsangan timbul, acaman akan muncul. Batas
ancaman adalah toleransi bagi pelanggaran jarak. Menurut Burgoon ketika jarak
di samakan dengan ancaman, jarak yang lebih dekat di lihat lebih mengancam dan
jarak yang lebih jauh lebih aman. Jarak di interprestasikan sebagai pernyataan
mengancam dari seorang komunikator, orang dapat saja memberikan penghargaan mau
pun hukuman terhadap sebuah ancaman. Penelitian ini menyatakan bahwa jarakdekat
di gunakan untuk orang – orang yang kita suka atau kepada siapa kita tertarik,
beberapa orang tidak mempermasalahkan ketika orang lain berdiri dekat dengan kita.
Valensi Pelanggaran
Valensi pelanggaran (Violation
Valence) merujuk pada penilaian positif atau negative dari sebuah perilaku
yang tidak terduga. Valensi pelanggaran berbeda dengan valensi penghargaan.
Ketika kita menilai seberapa bernilainya seseorang kepada kita.
Valensi pelanggaran melibatkan pemahaman suatu
pelanggaran melalui interprestasi dan evaluasi.
Penutup
Teori oelanggaran harapan merupakan teori yang secara
khusus yang memfokuskan pada apa yang di harapkan dan reaksi seseorang terhadap
orang lain pada saat berkomunikasi.
Daftar pustaka
Vardiansyah, Dani; Febriani Erna. 2017. Filsafat Ilmu Komunikasi, Pengantar Ontologi
Epistemologi Aksiologi, Indeks
West, Richard; Turner Lynn H. 2008. Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan
Aplikasi, Edisi 3, Jakarta: Salemba Humanika
Terimakasih semoga bermanfaat:)
Terimakasih semoga bermanfaat:)
Komentar