Kasus pembulian di Indonesia kembali terjadi kali ini pembulian terjadi antar SMP, pelaku bullying yang terjadi di Thamrin City, Jakarta Pusat, yang videonya viral di media sosial. Masalah tersebut terjadi karena aksi saling ledek antara korban dan pelaku.
Dengan kembali terjadinya pembulian di dunia sekolah tersebut menurut Psikolog Siti Novinda meminta agar mendikbut lebih memerhatikan dan memperkuat pembelajaran budi pekerti di setiap sekolah dan mengurangi film atau sinetron yang mengusung kekerasan atau pembulian.
Siti Novinda mengatakan, "Salah satu faktor besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh media, banyak anak-anak jaman sekarang yang mencontoh segala sesuatu dari film atau sinetron, maka dari itu disekolah lah seorang anak harus dididik budi pekerti dan karakternya di sekolah"
"Namun bukan hanya media penyebab seorang anak melakukan pembulian, keluarga pun bisa membuat seorang anak melakukan pembulian seorang Anak akan meniru berbagai nilai dan perilaku anggota keluarga yang ia lihat sehari-hari sehingga menjadi nilai dan perilaku yang ia anut, jika anak dibesarkan dalam keluarga yang menoleransi kekerasan atau bullying, maka ia mempelajari bahwa bullying adalah suatu perilaku yang bisa diterima dalam membina suatu hubungan atau dalam mencapai apa yang diinginkannya, sehingga kemudian ia meniru (imitasi) perilaku bullying tersebut."
namun selain faktor diatas teman sebaya pun bisa membuat seseorang menjadi pembuli, "perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh adanya teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara menyebarkan ide bahwa bullying bukanlah suatu masalah besar dan merupakan suatu hal yang wajar untuk dilakukan."
Siti menambahkan pembulian juga bisa dicegah dengan banyak cara bukan hanya penguatan dari pembelajaran budi pekerti di sekolah, "Untuk mencegah dan menghambat munculnya tindak kekeraran di kalangan remaja, diperlukan peran dari semua pihak yang terkait dengan lingkungan kehidupan remaja. Berikan penguatan atau pujian pada perilaku pro sosial yang ditunjukkan oleh anak. Selanjutnya dorong anak untuk mengambangkan bakat atau minatnya dalam kegiatan-kegiatan dan orang tua tetap harus berkomunikasi dengan guru jika anak menunjukkan adanya masalah yang bersumber dari sekolah."
dengan demikian kita mengharapkan tidak akan terjadi lagi khasus pembulian di kalangan manapun karna hal tersebut sangat tidak baik untuk masing-masing pihak.
[ps. berita ini hanya fiktif dan buatan pribadi (hanya untuk tugas uas) online Journalism]
[Interpretative News]
Dengan kembali terjadinya pembulian di dunia sekolah tersebut menurut Psikolog Siti Novinda meminta agar mendikbut lebih memerhatikan dan memperkuat pembelajaran budi pekerti di setiap sekolah dan mengurangi film atau sinetron yang mengusung kekerasan atau pembulian.
Siti Novinda mengatakan, "Salah satu faktor besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh media, banyak anak-anak jaman sekarang yang mencontoh segala sesuatu dari film atau sinetron, maka dari itu disekolah lah seorang anak harus dididik budi pekerti dan karakternya di sekolah"
"Namun bukan hanya media penyebab seorang anak melakukan pembulian, keluarga pun bisa membuat seorang anak melakukan pembulian seorang Anak akan meniru berbagai nilai dan perilaku anggota keluarga yang ia lihat sehari-hari sehingga menjadi nilai dan perilaku yang ia anut, jika anak dibesarkan dalam keluarga yang menoleransi kekerasan atau bullying, maka ia mempelajari bahwa bullying adalah suatu perilaku yang bisa diterima dalam membina suatu hubungan atau dalam mencapai apa yang diinginkannya, sehingga kemudian ia meniru (imitasi) perilaku bullying tersebut."
namun selain faktor diatas teman sebaya pun bisa membuat seseorang menjadi pembuli, "perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh adanya teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara menyebarkan ide bahwa bullying bukanlah suatu masalah besar dan merupakan suatu hal yang wajar untuk dilakukan."
Siti menambahkan pembulian juga bisa dicegah dengan banyak cara bukan hanya penguatan dari pembelajaran budi pekerti di sekolah, "Untuk mencegah dan menghambat munculnya tindak kekeraran di kalangan remaja, diperlukan peran dari semua pihak yang terkait dengan lingkungan kehidupan remaja. Berikan penguatan atau pujian pada perilaku pro sosial yang ditunjukkan oleh anak. Selanjutnya dorong anak untuk mengambangkan bakat atau minatnya dalam kegiatan-kegiatan dan orang tua tetap harus berkomunikasi dengan guru jika anak menunjukkan adanya masalah yang bersumber dari sekolah."
dengan demikian kita mengharapkan tidak akan terjadi lagi khasus pembulian di kalangan manapun karna hal tersebut sangat tidak baik untuk masing-masing pihak.
[ps. berita ini hanya fiktif dan buatan pribadi (hanya untuk tugas uas) online Journalism]
[Interpretative News]
Komentar